Luruh Bersama Embun Pagi

Satu nama kutoreh lagi di dingin ini
Satu nama kuhapus lagi di gelap sunyi
Satu nama kubingkai lagi di dinding hati
Satu nama kulepas lagi di jiwa sepi

Satu nama,
luruh bersama embun pagi

28-11-2001/Rabu
Rs Al Islam - Bandung

Maksudnya sih mau memotret air sisa hujan di ujung daun, tapi apa daya, malah daun hijaunya yang tampak jelas. Kesalahan bukan pada kamera, tapi pada orang yang memegang kamera, hehehe. Iya nih, karena setelah melihat-lihat hasil foto di internet, banyak juga yang menghasilkan foto keren memakai kamera prosumer seperti yang ibu pakai.

Buat ibu sih, biar foto ini kelihatan keren, ya di tambahin puisi ... *tetep ... :-D

Puisi lama, hampir 12 tahun yang lalu. Ibu tulis sambil menjaga Mbah Putrinya Fauzan yang saat itu sedang rawat inap di salah satu rumah sakit di sini. 

Puisi galau ... hehehe. Catat ya, puisi ini ditulis ketika masih lajang ... ;-)